Hadiah Natal yang Istimewa part 2

  "hm..... dari gereja,pa" jawab mama setengah ragu.
Kami berdua tahu bahwa kalau papa marah, itu sudah susah urusannya. Apalagi mama, yang sudah berpacaran dengan papa 10 tahun, pasti lebih tahu lagi sifatnya seperti apa. Papa melirik kami berdua lagi dengan tatapan "maut' itu.
"Ma, cepetan masuk kamar. Papa ingin bicara dengan mama." katanya serius dan pergi ke kamar papa dan mama. Muka mama langsung pucat seketika, aku yang melihat juga menjadi pucat.
"Ya udahlah, ma. Mama masuk aja ke kamar, jangan takut, daripada takut trus tidur di luar gimana?" kataku membujuk mama untuk memberanikan diri. Mama mengangguk dengan pelan, lalu masuk ke dalam kamar. Aku tak tahu apa yang dibicarakan papa dan mama. Tetapi, aku berharap kepada Tuhan supaya bukan tentang pertengkaran. Lalu, aku masuk kamar dan berganti baju lalu tidur. (O iya, lupa mandi!!! Bau deh.)


(18 Desember 2013, hari ketiga latihan natal)

      Untung kemaren gak latihan natal, karena kemaren ada ulangan harian yang sangat susah (yaitu, Fisika!). Tetapi, latihan hari ini juga sangat berat. Kenapa kubilang berat? Bukan disuruh ngangkat kopernya Patrick (yang isinya batu), tapi maksudnya banyak banget latihannya, kalian tahu kan, kalo aku tuh Pro jadi ya begitu. Karena mama hanya melatih 1 kelompok nari anak kecil, mama pulang duluan karena capek banget katanya. Jadi, hari ini aku pulang sendiri naik sepeda. Untungnya tidak seperti lirik lagu Butiran Debu, tersesat tak tahu arah jalan pulang karena tertipu orang yang memberi alamat palsu. Tetapi, sampai di rumah, aku melihat papa dan mama seperti sedang berdebat sesuatu. Papa kelihatan lebih serius daripada mama. Saat aku melihat itu, aku langsung punya pemikiran seperti mereka bedua sedang bertengkar. Aku langsung panik dan sangat khawatir. Lalu, aku langsung masuk kamar. Tetapi, aku tidak lupa mandi lagi, hehehehe. (Tetapi aku lupa gosok gigi X_X)

(19 Desember 2013, hari keempat latihan natal)

     Saat aku menggosok gigiku dan melihat mukaku di cermin sesudah sampai di rumah sehabis latihan natal, aku melihat garis kehitam-hitaman di bawah kelopak mataku sekarang! Sulit dipercaya, emang sampai seginilah dampak latihan untuk perayaan natal?! OMG!!! Bagaimana dengan apa yang akan diucapkan oleh pacarku nanti kalo melihat ada dampak-dampak penuaan di bawah kelopak mata.  (mohon untuk jangan ditiru bagian "pacaran"nya, sekian dan trima kasih). Tetapi, jangan sampai papa melihat DDP (Dampak-Dampak Penuaan) ini. Bisa terjadi perang dunia ke 41 nih! Semoga papa tidak akan melihat DDP ini sampai selesai pentas. Amin.

(21 Desember 2013, hari kelima latihan natal)

    Hari perayaan natal sudah semakin dekat, berarti itu artinya aku sudah di dalam ambang "demam punggung", eh, maksudku "demam panggung". Memang, beberapa tarian sudah selesai, dan hanya diulang-ulang saja. Tetapi, masih ada suatu masalah yang sangat besar.Yaitu, mimik mukaku saat di drama. Aku tidak terlalu bisa mengontrol mimik muka. Apalagi kalau sudah dibikin ketawa, tidak bisa berhenti selama 1 menit dan emosiku akan tidak akan bisa dikontrol lagi sampai tenang kembali. Dan, peranku di drama ini adalah, orang yang dibully! Ini lebih susah dari pada ulangan umum Mandarin ku yang terkahir, karna masalahnya aku tak pernah dibully seperti apapun (karna aku boss bullier nya). Oh, semoga ini akan cepat berakhir.

(22 Desember 2013, hari keenam latihan natal)

   Tinggal 3 hari lagi sampai aku tampil, tetapi dari tingkah laku mama dan papa, mereka masih berdebat dan kadang-kadang saling marah-marahan. Aku selalu menutup pintu jika sudah ingin marah-marahan begitu. Hatiku mulai resah setiap hari, jantung berdebar-debar, mata melirik terus menerus. Aku tak tahu ini akan berkahir sampai kapan. "Tuhan, please jangan buat papa dan mama bertengkar lagi." itu adalah doaku setiap malam mulai dari tanggal 20 Desember 2013.

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © IndoKref Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger